Minggu, 25 Mei 2008

Panduan Instrumen Suvervisi dan Evaluasi PBKL 2008 di SMA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awal tahun dua ribu muncul arus perubahan paradigmatik, orientasi dan kebijakan pendidikan yang amat mendasar, yang kemudian melahirkan kebijakan pendidikan berorientasi kecakapan hidup (life skill) dengan pendekatan pendidikan berbasis luas (broad based education). Secara teoritik perubahan paradigma, orientasi dan perspektif pendidikan kecakapan hidup ini bukanlah kebijakan yang dilandasi oleh pragmatisme sesaat, akan tetapi lebih merupakan upaya reinventing school – penemuan kembali jati diri sekolah yang mesti dilakukan di dunia pendidikan. Oleh karena itu Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2002 mulai mengimplementasikan pendidikan berorientasi kecakapan hidup pada semua jenis, jenjang dan satuan pendidikan baik di dalam dan luar sekolah, termasuk di SMA.

Program pendidikan kecakapan hidup yang dikembangkan di SMA mengacu pada dua dimensi, yaitu kecakapan hidup yang bersifat generik (generic life skill) dan kecakapan hidup spesifik (specific life skill). Dimensi generik meliputi kesadaran diri, kecakapan berpikir dan bernalar, serta kecakapan bekerja sama. Semua kecakapan ini dapat dikembangkan pada berrbagai mata pelajaran. Sedangkan dimensi spesifik, yaitu kecakapan untuk menghadapi pekerjaan atau keadaan tertentu, yang mencakup kecakapan akademik dan kecakapan vokasional. Kecakapan akademik terkait dengan konten akademik mata pelajaran tertentu, misalnya fisika, biologi, geografi dan lain-lain. Sedangkan kecakapan vokasional terkait dengan kejuruan tertentu, seperti tata boga, tata busana, grafika dan lain-lain. Untuk pelaksanaan program ini Direktorat Pembinaan SMA (Dikmanum, waktu itu) melalui Bagian Proyek BBE Life Skill selama tiga tahun (2002-2004) telah membantu sejumlah sekolah dengan dana block grant.

Sebagai pengembangan dan perluasan program kecakapan hidup, khususnya yang bersifat vokasional sekaligus peningkatan mutu SMA di wilayah pesisir dan pantai, pada tahun 2006 dirintis SMA Berbasis Keunggulan Lokal Kelautan (BKLK). Semula program ini didesain bahwa aktivitas pembelajaran di SMA rintisan tersebut berorientasi kelautan. Seperti pembelajaran biologi, materi pelajaran diambil topik-topik yang berkaitan dengan tumbuhan di daerah pesisir dan biota laut. Begitu pula mata pelajaran olahraga, yang dikembangkan adalah olahraga air dan pantai. Di samping itu terdapat pula program vokasional, seperti budi daya hasil laut dan lain-lain. Implementasi di lapangan yang terjadi adalah hampir seluruh kegiatan pada program BKLK berisi vokasional.

Belajar dari berbagai pengalaman di masa lalu menunjukkan bahwa berbagai program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal ini Direktorat Pembinaan SMA, dalam rangka mengakomodasi berbagai kebutuhan dan potensi daerah dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA seperti penyelenggaraan BBE- Life Skill dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal Kelautan di sejumlah SMA belum memperoleh hasil yang optimal dan tidak berkesinambungan. Hal ini disebabkan karena program tersebut pembelajarannya bukan menjadi bagian dari struktur kurikulum.

Manajemen Berbasis Sekolah/MBS (School Based Management) bertujuan untuk membangun sekolah yang efektif. Depdiknas merumuskan pengertian MBS sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung warga sekolah (pendidik, tenaga kependikan, kepala sekolah, siswa, orang tua, dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah (Fadjar, A. Malik dalam Ibtisam Abu-Duhou, 2002). Dalam konteks ini, pengambilan keputusan harus memperhatikan potensi daerah yang dapat dikembangkan menjadi keunggulan lokal.

Proses belajar dapat terjadi setiap saat dan di segala tempat. Setiap orang, baik anak-anak maupun orang dewasa mengalami proses belajar lewat apa yang dijumpai atau apa yang dikerjakan. Secara alamiah setiap orang akan terus belajar melalui pengalaman berinteraksi dengan lingkungan. Pendidikan sebagai suatu sistem, pada dasarnya merupakan bagian dari sistem proses perolehan pengalaman belajar tersebut. Oleh karena itu secara filosofis pendidikan diartikan sebagai proses perolehan pengalaman belajar yang berguna bagi peserta didik. Pengalaman belajar tersebut diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga siap digunakan untuk memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik diharapkan juga mengilhami mereka ketika menghadapi problema dalam kehidupan sesungguhnya (Senge, 2000).

David P. Ausubel (Ausubel, 1978) dan Jerome S. Bruner (Bruner, 1977), mengatakan bahwa proses pembelajaran dalam pendidikan akan menjadi lebih menarik, memberi kegairahan pada semangat belajar peserta didik, jika peserta didik melihat kegunaan, manfaat, makna dari pembelajaran guna menghadapi berbagai persoalan kehidupan yang dihadapinya saat ini bahkan di masa depan. Pembelajaran akan memberikan suasana yang menyenangkan (joyful learning) jika berkait dengan potensi, minat, hobi, bakat peserta didik dan penerimaan siswa bahwa apa yang dipelajarinya akan berguna bagi kehidupannya di masa depan, karena siswa merasa mendapatkan keterampilan yang berharga untuk menghadapi hidup.

Menurut Bettencourt (dalam Suparno, 1997) konstruktivisme menyatakan bahwa kita tidak pernah mengerti realitas yang sesungguhnya secara ontologis. Yang kita mengerti adalah struktur konstruksi kita akan sesuatu objek. Dalam konteks ini realitas yang ada di sekeliling siswa sehari-hari, misalnya yang berupa potensi daerah yang menjadi keunggulan lokal, akan membantu mempercepat siswa untuk mengkonstruksi pemikirannya menjadi suatu pengetahuan yang bermakna bagi dirinya.

Salah satu prinsip contextual teaching and learning (CTL) adalah prinsip saling ketergantungan (the principle of interdependence). Prinsip saling ketergantungan menyadarkan pendidik tentang saling ketergantungannya satu sama lain, kepada siswanya, kepada masyarakat di sekitarnya dan dengan bumi tempatnya berpijak(termasuk potensi lokal yang terkandung dalam bumi). Mereka berada dalam suatu jaringan saling ketergantungan yang menciptakan lingkungan belajar. Dalam suatu lingkungan belajar di mana setiap orang menyadari keterikatannya, maka pembelajaran kontekstual mudah berkembang (Johnson, 2002).

Potensi daerah atau keunggulan lokal adalah potensi yang kontekstual yang dapat diangkat sebagai bahan pembelajaran yang menarik di ruang kelas. Mendalami potensi daerah sebagai bahan ajar akan lebih meningkatkan rasa percaya diri siswa, karena mereka merasa mendapatkan kehormatan untuk peduli, ikut memikirkan termasuk mungkin memberikan alternatif solusi bagi persoalan yang dihadapi daerah, tanah tumpah darahnya, atau tempat mereka bernaung dan berdomisili sepanjang hidupnya.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 14 ayat 1-3 menjelaskan bahwa SMA dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, pendidikan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan kelompok mata pelajaran estetika, atau kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan. Dijelaskan pula bahwa pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari satuan pendidikan nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA adalah pendidikan/program pembelajaran yang diselenggarakan pada Satuan Pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya dan potensi daerah yang bermanfaat dalam proses pengembangan kompetensi peserta didik. Sumberdaya dan potensi daerah dimaksud antara lain mencakup aspek sumberdaya alam, sumberdaya manusia, ekonomi, budaya/histori, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi (TIK/ICT), ekologi dan lain-lain. Implikasi dari kebijakan PBKL menuntut adanya perubahan dan penyesuaian dalam keseluruhan proses pembelajaran, mulai dari proses perencanaan (penyusunan KTSP, perangkat pembelajaran, dan penilaian), pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan pengawasan. Oleh karena itu diperlukan adanya pemahaman konsep, kesiapan, dan kemauan seluruh warga sekolah untuk secara bersama-sama melaksanakan program rintisan PBKL.

Mengimplementasikan kebijakan PBKL tersebut, Dit. Pembinaan SMA pada tahun anggaran 2008 melanjutkan program rintisan pelaksanaan PBKL di 100 SMA yang tersebar di 33 provinsi dan 90 kabupaten/kota. Program rintisan PBKL dilaksanakan melalui kegiatan penyusunan perangkat/dokumen pendukung pelaksanaan model pembelajaran pendidikan berbasis keunggulan lokal, inventarisasi kondisi sekolah rintisan PBKL, bantuan dana block grant, asistensi dan pemantapan program sekolah, pengembangan bahan ajar berbasis TIK, supervisi dan evaluasidan pelayanan klinis pelaksanaan PBKL. Pembinaan terhadap sekolah rintisan PBKL direncanakan selama 3 tahun mulai tahun 2007 s.d. tahun 2009.

Berkaitan dengan program rintisan PBKL tersebut di atas, tindak lanjut pembinaan yang dilakukan oleh Dit. Pembinaan SMA disamping pembinaan tersebut di atas adalah melakukan supervisi dan evaluasi keterlaksanaan program rintisan PBKL yang telah disusun oleh pihak sekolah dan pencapaian profil rintisan PBKL. Kegiatan supervisi dan evaluasi dilakukan sebagai upaya pembinaan untuk memantau keterlaksanaan program kerja dan pencapaian profil rintisan PBKL.

B. Tujuan

Supervisi dan evaluasi rintisan PBKL di SMA dilaksanakan dengan tujuan:

1. Menginventarisasi keterlaksanaan program PBKL di SMA, yang mencakup:

a. Pemenuhan standar isi dan SKL

b. Pemenuhan standar proses

c. Pemenuhan standar pendidik dan tenaga kependidikan

d. Pemenuhan standar sarana dan prasarana

e. Pemenuhan standar pengelolaan

f. Pemenuhan standar pembiayaan

g. Pemenuhan standar penilaian

h. Dukungan internal dan eksternal

2. Mengidentifikasi ketercapaian profil rintisan PBKL

3. Menyusun tindak lanjut hasil supervisi dan evaluasi pelaksanaan program rintisan PBKL

C. Sasaran

Sasaran supervisi dan evaluasi rintisan PBKL di SMA adalah 100 SMA.

D. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari supervisi dan evaluasi rintisan PBKL di SMA adalah:

1. Adanya informasi yang obyektif, akurat, dan valid mengenai keterlaksanaan program PBKL di SMA, yang mencakup:

a. Pemenuhan standar isi dan SKL

b. Pemenuhan standar proses

c. Pemenuhan standar pendidik dan tenaga kependidikan

d. Pemenuhan standar sarana dan prasarana

e. Pemenuhan standar pengelolaan

f. Pemenuhan standar pembiayaan

g. Pemenuhan standar penilaian

2. Teridentifikasinya tingkat ketercapaian profil rintisan PBKL

3. Tersusunnya tindak lanjut hasil supervisi dan evaluasi keterlaksanaan PBKL

BAB II

PELAKSANAAN

A. Pengorganisasian

Kegiatan supervisi dan evaluasi rintisan PBKL di SMA pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen.

B. Waktu dan Tempat

Supervisi dan evaluasi rintisan PBKL di SMA dilaksanakan selama 2 (dua) hari setiap sekolah di 100 SMA rintisan PBKL, jangka waktu pelaksanaan dibagi direncanakan dalam tiga tahap bulan Maret s.d April, Juni, dan Oktober s.d. Nopember 2008.

Daftar nama SMA lokasi supervisi dan evaluasi terlampir.

C. Petugas

1. Jumlah dan Unsur Petugas Supervisi

Petugas supervisi dan evaluasi rintisan PBKL di SMA sebanyak 2 orang dengan perincian sebagai berikut:

a. Petugas Pusat sebanyak 1 (satu) orang yang berasal dari unsur: Dit. Pembinaan SMA/Widyaiswara P4TK/PPPG, yang telah mendapatkan pembekalan melalui TOT Petugas Supervisi/evaluasi PBKL di SMA yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan SMA

b. Petugas Daerah sebanyak 1 (satu) orang yang berasal dari unsur: Kasi yang menangani Kurikulum SMA atau Pengawas SMA di Provinsi/Kab/Kota setempat, yang telah mendapatkan pembekalan dari Petugas Pusat.

2. Tugas dan tanggungjawab

a. Petugas Pusat melakukan TOT kepada Petugas Daerah tentang sistem, mekanisme dan substansi pelaksanaan dan evaluasi sebelum pelaksanaan supervisi

b. Melakukan temu awal dengan Kepala Sekolah dan staf yang ditunjuk sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam surat tugas untuk menjelaskan maksud, tujuan, kegiatan, dan jadwal pelaksanaan supervisi

c. Menunjukkan surat tugas

d. Mengumpulkan data dan informasi wawancara, studi dokumen dan studi lapangan yang berkaitan dengan:

§ Keterlaksanaan program rintisan PBKL

§ Identifikasi profil rintisan PBKL

e. Mengolah data dan insformasi dalam instrumen supervisi dan evaluasi, format keberhasilan dan permasalahan pelaksanaan program

f. Bersama-sama dengan Sekolah (Kasek/staf yang ditunjuk) menyusun tindak lanjut hasil supervisi dan evaluasi pada format keberhasilan dan permasalahan pelaksanaan program

h. Menandatangankan SPPD Petugas Supervisi dan evaluasi kepada Kepala Sekolah

i. Pada hari terakhir (kedua) melakukan temu akhir dengan Kepala Sekolah dan staf yang ditunjuk untuk menjelaskan proses dan hasil pelaksanaan supervisi.

j. Menyusun laporan hasil supervisi dan evaluasi

k. Menyerahkan berkas hasil supervisi dan evaluasi kepada Dit. Pembinaan SMA, Subdit. Pembelajaran paling lambat satu minggu (7 hari) setelah pelaksanaan supervisi dan evaluasi berupa:

§ Laporan hasil supervisi-hard dan soft copy (file: laporan, instrumen supervis program rintisan PBKL, instrumen supervisi profil rintisan PBKL, dan keberhasilan, permasalahan dan pemecahan masalah

§ Laporan pelaksanaan program kerja rintisan PBKL dan penyerapan dana block grant yang disusun sekolah

§ Foto (jika tersedia),SPPD dan data pendukung lainnya yang diperlukan

D. Perangkat

Perangkat supervisi dan evaluasirintisan PBKL di SMA terdiri dari:

1. Panduan Supervisi dan evaluasi PBKL (01-PBKL/SSN & PBKL-2008)

2. Laporan Hasil Supervisi dan evaluasi PBKL (02-PBKL-2008)

3. Instrumen supervisi dan evaluasi keterlaksanaan program PBKL (03-PBKL-2008)

4. Instrumen supervisi dan evaluasi profil rintisan PBKL (04-PBKL-2008)

5. Keberhasilan dan permasalahan pelaksanaan program rintisan PBKL (05-PBKL-2008)

6. Keberhasilan dan permasalahan profil rintisan PBKL (06-PBKL-2008)

E. Responden

Responden supervisi dan evaluasi rintisan PBKL adalah sebagai berikut:

1. Supervisi dan evaluasi pelaksanaan program rintisan PBKL

Responden utama adalah Kepala Sekolah, Penanggung Jawab PBKL Sekolah dan Pelaksana program yang ditunjuk sekolah.

2. Supervisi dan evaluasi profil rintisan PBKL

No

Komponen

Aspek

Responden

1.

Standar isi dan standar kompetensi lulusan

1.1

Ketersediaan dokumen kurikulum

Kepala Sekolah/ Wakasek Kurikulum



1.2

Proses penyusunan dokumen KTSP

Kepala Sekolah/ Wakasek Kurikulum



1.3

Struktur dan muatan komponen KTSP

Kepala Sekolah/ Wakasek Kurikulum



1.4

Penyusunan/ pengembangan silabus

Kepala Sekolah/ Wakasek Kurikulum

2.

Standar proses

2.1

Penyiapan perangkat pembelajaran

Wakasek Kurikulum



2.2

Pelaksanaan proses pembelajaran

Wakasek Kurikulum,

Guru



2.3.

Pengawasan proses pembelajaran

Kepala Sekolah/ Wakasek Kurikulum

3.

Standar pendidik dan tenaga kependidikan

3.1

Tenaga pendidik

Ka. TU, Guru







3.2

Tenaga kependidikan

Ka. TU, tenaga kependidikan

No

Komponen

Aspek

Responden

4.

Standar sarana dan prasarana

4.1

Satuan pendidikan

Ka. TU, Wakasek Sarana



4.2

Lahan

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.3

Bangunan gedung

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.4

Ruang kelas

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.5

Ruang perpustakaan

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.6

Laboratorium biologi

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.7

Laboratorium fisika

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.8

Laboratorium kimia

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.9

Laboratorium komputer

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.10

Laboratorium bahasa

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.11

Ruang pimpinan

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.12

Ruang guru

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.13

Ruang tata usaha

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.14

Tempat beribadah

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.15

Ruang konseling

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.16

Ruang UKS

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.17

Ruang organisasi kesiswaan

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.18

Jamban

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.19

Gudang

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.20

Ruang sirkulasi

Ka. TU/Wakasek Sarana



4.21

Ruang bermain/ berolahraga

Ka. TU/Wakasek Sarana

5.

Standar pengelolaan

5.1

Perencanaan program

Kasek/Ka. TU,



5.2

Pelaksanaan pengembangan pedoman sekolah

Kasek, Wakasek, Penjab PBKL



5.3

Pelaksanaan pengem bangan struktur organisasi sekolah

Kasek, Ka. TU, Guru



5.4

Pelaksanaan kegiatan sekolah

Kasek, Wakasek, Penjab PBKL, Guru



5.5

Pelaksanaan rencana kerja bidang kesiswaan

Waksek



5.6

Pelaksanaan rencana kerja kurikulum dan kegiatan pembelajaran

Kasek, Waksek Kurikulum, Guru


No

Komponen

Aspek

Responden



5.7

Pelaksanaan rencana kerja bidang pendidik dan tenaga kependidikan

Kasek, Ka. TU, Guru



5.8

Pelaksanaan rencana kerja bidang sarana dan prasarana

Wakasek Sarana, Ka. TU



5.9

Pelaksanaan rencana kerja budaya dan lingkungan sekolah

Kasek, Wakasek, Guru, Siswa



5.10

Pelaksanaan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah

Kasek, Wakasek



5.11

Pengawasan dan evaluasi

Kasek, Waksek, Guru, Siswa



5.12

Sistem informasi manajemen

Kasek, Penjab. SIM

6.

Standar pembiayaan

6.1

Jenis dan Sumber pembiayaan

Kasek, Ka. TU, Wakasek



6.2

Program pembiayaan

Kasek, Ka TU, Wakasek

7.

Standar penilaian pendidikan

7.1

Perangkat penilaian

Wakasek Kurikulum, Guru, Siswa



7.2

Pelaksanaan penilaian

Wakasek Kurikulum, Guru, Siswa



7.3

Hasil penilaian

Wakasek Kurikulum, Guru, Siswa

8.

Kesiapan sekolah dan dukungan eksternal

8.1

Kesiapan sekolah

Kasek, Wakasek, Guru, Staf TU, Siswa



8.2

Dukungan Eksternal

Kasek, Wakasek, Guru, Siswa

F. Strategi Pelaksanaan

1. Temu awal

Temu awal merupakan kegiatan pertemuan antara Petugas Supervisi dan evaluasidengan Kepala Sekolah, PJP PBKL dan staf yang ditunjuk untuk menjelaskan maksud, tujuan, jadwal, responden, dan substansi materi pelaksanaan supervisi dan evaluasi. Kegiatan temu awal diupayakan tidak menggunakan waktu terlalu lama (maksimum 1 jam).

2. Pelaksanaan supervisi dan evaluasi

a. Pembagian tugas

Agar pelaksanaan supervisi dan evaluasi efektif dan efisien serta dapat menjaring informasi yang optimal dan akurat, maka perlu dilakukan pembagian tugas antar Petugas Supervisi. Pembagian tugas dilakukan berdasarkan data dan informasi yang akan dijaring sesuai dengan instrumen yang tersedia. Khusus untuk supervisi dan evaluasi keterlaksanaan program rintisan PBKL hendaknya dilakukan oleh Petugas dari Pusat, karena yang bersangkutan mengikuti proses penyusunan programnya.

b. Pengumpulan data dan informasi

Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui wawancara, studi dokumen dan studi lapangan dengan responden seperti pada butir E.1 dan E.2 di atas:

§ Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan diskusi dan tanya jawab dengan responden berkaitan dengan materi supervisi dan evaluasi. Substansi wawancara mengacu pada instrumen.

§ Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pengecekan ketersediaan, kualitas dan kebenaran dokumen, naskah yang terkait dengan substansi supervisi.

§ Studi lapangan

Studi lapangan merupakan pengamatan langsung ke obyek supervisi dan evaluasi seperti ruang kelas, laboratorium, aktivitas pembelajaran, dan lain-lain.

Secara teknis, kegiatan wawancara,studi dokumen dan studi lapangan dapat dilakukan secara terintegrasi sesuai dengan materi yang mengacu pada instrumen supervisi dan evaluasi.

c. Pelayanan klinis

Pelayanan klinis merupakan kegiatan pemberian pelayanan teknis dan manajerial yang diberikan oleh Petugas dengan Kepala Sekolah/Guru/Staf TU melalui kegiatan asistensi dan diskusi interaktif terkait dengan hasil supervisi. Pelaksanaan pelayanan klinis dilakukan terintegrasi dengan kegiatan pengumpulan data dan informasi (wawancara, studi dokumen dan studi lapangan). Kegiatan asistensi dan diskusi interaktif dapat dalam bentuk saran dan masukan, perbaikan ringan (jika petugas mampu), dan lain-lain. Substansi dan bentuk pelayanan klinis yang diberikan petugas supervisi dan evaluasi dikemas dalam format pelayanan klinis (05-PBKL-2008).

d. Temu akhir

Temu akhir dilaksanakan setelah dipastikan kegiatan pengumpulan data dan informasi dan pelayanan klinis telah selesai dilaksanakan. Temu akhir dilakukan bersama Kepala sekolah dan staf yang ditunjuk untuk membahas hasil umum supervisi.

Petugas menyampaikan hasil supervisi dan evaluasi sesuai dengan kondisi yang ada. Dalam hal terjadi perbedaan persepsi antara petugas dan pihak sekolah maka disarankan untuk dilakukan peninjauan kembali secara bersama-sama. Petugas menyerahkan copy hasil supervisi dan evaluasi kepada Kepala Sekolah berupa:

§ Instrumen supervisi dan evaluasi keterlaksanaan program PBKL

§ Instrumen supervisi dan evaluasi profil rintisan PBKL

§ Keberhasilan, permasalahan dan pemecahan masalah

G. Jadwal dan Alur Kegiatan





















Hari-1
Hari-1
Hari-1 & 2








§ Menjelaskan maksud, tujuan, substansi dan jadwal

§ Mendiskusikan responden dan menyerahkan kuesioner untuk responden

§ Mengkoordinasikan keg. TOT Petugas Daerah dan Sekolah



§ Dilakukan setelah temu awal

§ Maksimal waktu 1 jam

§ Menjelaskan secara garis besar tentang pembagian tugas, substansi Supervisi dan evaluasi


§ Wawancara, studi dokumen dan studi lapangan

§ Mengacu pada perangkat supervisi dan evaluasi 03 dan 04-PBKL-2008

§ Sekaligus pelayanan klinis






















Hari-2
Hari-2

Hari-2









§ Instrumen 03- PBKL-2008

§ Instrumen 04- PBKL-2008

§ Mengacu pada rumusan keberhasilan dan permasalahan


§ Merumuskan keberhasil an, permasalahan mengacu pada hasil supervisi dan evaluasi (05 dan 06- PBKL-2008




Bagan 1. Jadwal dan alur kegiatan supervisi dan evaluasi rintisan PBKL

H. Pelaporan

Laporan pelaksanaan supervisi dan evaluasi rintisan PBKL mengacu pada perangkat 02-PBKL-2008. Laporan disusun oleh petugas Pusat setelah kembali menjalankan tugas supervisi. Laporan diserahkan ke Dit. Pembinaan SMA Jakarta selambat-lambatnya 1 minggu (7 hari) setelah pelaksanaan tugas. Laporan diserahkan dalam bentuk hard copy dan soft copy/CD beserta berkas-berkas lainnya. Ketepatan waktu penyerahan laporan dan kelengkapan berkas laporan hasil supervisi dan evaluasi merupakan salah satu penilaian kinerja Petugas.

I. Pembiayaan

Pembiayaan petugas supervisi dan evaluasi dibebankan kepada Dit. Pembinaan SMA tahun anggaran 2008 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Lampiran 1. Daftar nama lokasi supervisi dan evaluasirintisan PBKL

DAFTAR NAMA LOKASI SUPERVISI DAN EVALUASIRINTISAN PBKL

TAHUN ANGGARAN 2008

NO

NAMA SEKOLAH

KABUPATEN/ KOTA

NAMA KEPALA SEKOLAH

KETERANGAN

NEG

SWAS


100

90


74

26

01.DKI Jakarta (5)

4


4

1

1

SMAN 94 Jakarta

Jakarta Barat

Drs. HM. Yatim Hamid

1


2

SMAN 69 Jakarta

Kep. Seribu

Drs. Edeng Kusnaidi

1


3

SMAN 4 Jakarta

Jakarta Pusat

Drs. H. Sumardio, MM

1


4

SMAN 38 Jakarta

Jakarta Selatan

Drs. H. Arphan Lubis

1


5

SMAS Methodis Jakarta

Jakarta Barat

Drs.Menason Setiawan, M.Pd


1

02. Jawa Barat (6)

4


5

1

6

SMAN 1 Sukawening

Kab. Garut

Drs. Sofyan Hidayat, M.Pd

1


7

SMAN 1 Pameungpeuk

Kab. Garut

Drs. Nandang Rahmat

1


8

SMAN 2 Cianjur

Kab. Cianjur

Drs. H. Aan Suwandi

1


9

SMAN 1 Sukaraja

Kab. Sukabumi

Dra. Hj. Nurhidayatin, M.Pd

1


10

SMAS Plus Al-Bayan Sukabumi

Kab. Sukabumi

Drs. Heriyanto


1

11

SMAN 1 Pabedilan

Kab. Cirebon

Drs. Hartono, MM

1


03. Banten (6)

4


3

3

12

SMAN 1 Cilegon

Kota Cilegon

Drs. H. Sarjo Suryaraharja

1


13

SMAS Pembangunan Jaya

Kab. Tangerang

Drs. Tonazaro Gea, M.Pd


1

14

SMAN 2 Pandeglang

Kab. Pandeglang

Drs. H. Supriadi, M.Pd

1


15

SMAS Unggul Setia Bhakti Tangerang

Kota Tangerang

Drs. Gargius Kelang


1

16

SMAN 1 Sepatan

Kab. Tangerang

Dra. Hj. Ara Juhara

1


17

SMAS Muh. 25 Pamulang

Kab. Tangerang

Drs. Tadjudin


1

04. Jawa Tengah (6)

6


4

2

18

SMAN 1 Banyudono

Kab. Boyolali

Sumadi, S.Pd

1


19

SMAN 1 Polanharjo

Kab. Klaten

Drs. Haryono

1


20

SMAN 1 Purwodadi

Kab. Grobogan

Drs. Margono, MM

1


21

SMAS Maarif Karangmoncol

Kab. Purbalingga

Drs. Edi Sinarno


1

22

SMAS PGRI Blora

Kab. Blora

Drs. Budi Raharjo


1

23

SMAN 1 Pekalongan

Kota Pekalongan

Drs. R. Budiyanto Widodo

1


05. D.I. Yogyakarta (4)

4


1

3

24

SMAS Muhammadiyah Pakem

Kab. Sleman

Dra. Siwi Indarwati


1

25

SMAS Gotong Royong Semin

Kab. Gng.Kidul

RT. Suhartono, S.Pd.I


1

26

SMAN 1 Temon

Kab. Kln Progo

Dra. Ngatini

1


27

SMA Muh. 6 Yogyakarta

Kota Yogya

Eni Triastuti, S.Pd


1

06. Jawa Timur (9)

9


3

6

28

SMAN 11 Surabaya

Kota Surabaya

Drs. H. Domari Sholich, MM

1


29

SMAS Wahid Hasyim 2 Taman

Kab. Sidoarjo

Dra. Hj. Nurdjannah


1

30

SMAS Al-Falah Silo

Kab. Jember

Suyitno, S.Ag


1

31

SMAN 4 Probolinggo

Kt. Probolinggo

Drs. H. Abdullah, M.Pd

1


32

SMAS Nurul Jadid Probolinggo

Kb. Probolinggo

H. Syamsul Ma'arif, S.Pd.I


1

33

SMAN 1 Ngadirojo

Kab. Pacitan

Siswadi, S.Pd. M.Pd

1


34

SMAS Muhammadyah 6 Paciran

Kab. Lamongan

Dra. Hj. Munazati


1

35

SMAS Muhammadyah 2 Palang

Kab. Tuban

Hamim Thohari, S.Pd


1

36

SMAS Arisalaah Kediri

Kab. Kediri

M. Nur Anas H.S,Ag, M.Pd


1

07. Nanggroe Aceh Darussalam (2)

2


2


37

SMAN Peukan Bada

Kab. Aceh Besar

Dra. Delia Rawanita

1


38

SMAN 3 Banda Aceh

Kota Banda Aceh

Drs. Lukman

1


08. Sumatera Utara (2)

2


1

1

39

SMAS Al-Azhar Medan

Kota Medan

Drs. Sariman Alfaruq


1

40

SMAN 1 Sei Suka

Kab. Asahan

Drs. Yahya Shamadi

1


09. Sumatera Barat (6)

5


6


41

SMAN 5 Padang

Kota Padang

Drs. Nukman

1


42

SMAN 2 Bukittinggi

Kota Bukittinggi

Drs. H. Muslim, MM

1


43

SMAN 1 Lembang Jaya

Kab. Solok

Anwardin. S.Pd

1


44

SMAN 11 Padang

Kota Padang

Dra. Maizurni

1


45

SMAN 4 Pariaman

Kota Pariaman

Dra. Hj. Andrisyahnur

1


46

SMAN 3 Payakumbuh

Kt. Payakumbuh

Drs. Syafruddin

1


10. Riau (2)

2


2


47

SMAN 1 Pekanbaru

Kota Pekan Baru

Drs. Khaidir, M.Pd

1


48

SMAN 1 Pangkalan Kerinci

Kab. Palalawan

Drs. Darisman, M.Pd

1


11. Jambi (2)

2


2


49

SMAN 9 Jambi

Kota Jambi

Drs. Hamidi Sabri

1


50

SMAN 3 Sungai Penuh

Kab. Kerinci

Drs. Harpendi

1


12. Bengkulu (2)

2


2


51

SMAN 6 Bengkulu

Kota Bengkulu

H. Dani Hamdani, M.Pd

1


52

SMAN 1 Sukaraja

Kab. Seluma

Dra. H. Nurhidayatien,M.Pd

1


13. Sumatera Selatan (2)

2


1

1

53

SMAN 1 Betung

Kab.Musi Banyuasin

HM. Harun Samsudin, S.Pd

1


54

SMAS Methodis 1 Palembang

Kota Palembang

Drs. O.Silaban, MM


1

14. Bangka Belitung (2)

2


2


55

SMAN 2 Pangkalpinang

Kt.Pangkalpinang

Dra. Hartini

1


56

SMAN 1 Kelapa

Kab. Bangka Brt

Usman, S.Pd

1


15. Lampung (4)

3


2

2

57

SMAN 3 Metro

Kota Metro

Drs. Deni Ahwandi

1


58

SMAN 3 Pringsewu

Kab. Tanggamus

Drs. Johar Arifin

1


59

SMAS Muh. 2 Kedaton

Kt. Bdr Lampung

Drs. Abadi, M.Pd


1

60

SMAS PGRI 1 Talang Padang

Kab. Tenggamus

Drs. Maladi


1

16. Kalimantan Barat (3)

2


1

2

61

SMAN 1 Selakau

Kab. Sambas

Drs. Dajiwi

1


62

SMAS Mujahiddin Pontianak

Kota Pontianak

H. Marzuki H. Akmad, BA


1

63

SMAS Gembala Baik Pontianak

Kota Pontianak

Marsedes Rincelina, S.Pd


1

17. Kalimantan Tengah (2)

2


2


64

SMAN 1 Kota Besi

Kb.Kotawaringin Tmr

Hamdi, S.Pd

1


65

SMAN 1 Pahandut

Kt. Palangkaraya

Dra. Rosmari Jawon

1


18. Kalimantan Selatan (2)

2


2


66

SMAN 2 Banjarmasin

Kt. Banjarmasin

Drs. H. Setiadi Rizal

1


67

SMAN 2 Banjar Baru

Kota Banjarbaru

Drs. H. Khairil Anwar

1


19. Kalimantan Timur (2)

2


2


68

SMAN 2 Samarinda

Kota Samarinda

Drs. H. Suhardiman GS, MM

1


69

SMAN 1 Sangatta

Kab. Kutai Timur

Idham Cholid, M.Pd

1


20. Sulawesi Utara (3)

3


3


70

SMAN 1 Tahuna

Kab. Sangihe

Drs. Albert Kasilinsina

1


71

SMAN 1 Manado

Kota Manado

Dra. Marlyn J. Taroreh

1


72

SMAN 3 Bitung

Kota Bitung

Drs. J.R. Tumiwa

1


21. Gorontalo (2)

2


2


73

SMAN 1 Batudaa Pantai

Kab. Gorontalo

Nawir K. Puyo, S.Pd, M.Pd

1


74

SMAN 1 Tapa

Kab. Bone Bolango

Resi Mile, S.Pd, M.Pd

1








22. Sulawesi Tengah (2)

2


2


75

SMAN 1 Banawa

Kab. Donggala

Drs. Abrar

1


76

SMAN 1 Pagimana

Kab. Banggai

Drs. Patras Andaria,M.pd

1


23. Sulawesi Tenggara (2)

2


2


77

SMAN 5 Kendari

Kota Kendari

Drs. H. Muh. Ali, M.Si

1


78

SMAN 1 Unaaha

Kab. Kendari

Drs. Ahmad

1


24. Sulawesi Selatan (3)

2


2

1

79

SMAN 1 Galesong Utara

Kab. Takalar

Drs. H. Syahharudin, M.Pd

1


80

SMAN 1 Labakang

Kab. Pangkep

Drs. H.M. Idris

1


81

SMAS MKGR Palopo

Kota Palopo

Drs. Badu Abinudin


1

25. Maluku (2)

2


2


82

SMAN 10 Ambon

Kota Ambon

Drs. S. Hetharion

1


83

SMAN 1 Sila Leihitu

Kab. Maluku Tengah

Drs. Rahman

1


26. Maluku Utara (3)

3


3


84

SMAN 1 Mangoli Barat

Kab. Kep. Sula

La Ode Kaslan, S.Pd

1


85

SMAN 1 Soasio

Kota Tidore Kep.

Hafni Abdul Karim

1


86

SMAN 1 Tobelo

Kab.Halmahera Utr

Drs. Benhard Sanggel

1


27. Bali (2)

2



2

87

SMAS PGRI 2 Denpasar

Kota Denpasar

Drs. Ida Bagus Made Wara


1

88

SMAS Budi Utama, Krobokan Badung

Kab. Badung

I Gede Mahardika


1

28. NTB (2)

2


2


89

SMAN 2 Aikmel

Kab. Lombok Tmr

Drs. Budi Mulyana

1


90

SMAN 1 Empang

Sumbawa

Drs. Abubakar

1


29. NTT (2)

1


1

1

91

SMAN 1 Kupang Barat

Kab. Kupang

Drs. Imanuel M.E. Buan

1


92

SMAS Advent Nusra

Kab. Kupang

Dirk Benyamin Emor, S.Pd


1

30. PAPUA (2)

2


2


93

SMAN 2 Jayapura

Kota Jayapura

Adrianus Durhaman, S.Pd

1


94

SMAN 1 Wamena

Kab. Jaya Wijaya

Drs. Bonefasius Huby

1








31. RIAU KEPULAUAN (2)

2


2


95

SMAN 1 Senayang

Kab. Lingga

Hazirun, S.Pd

1


96

SMAN 2 Tanjung Pinang

Kota Tanjung Pinang

Drs. Ahadi

1


32. IRIAN JAYA BARAT (2)

2


2


97

SMAN 1 Manokwari

Kab. Manokwari

Drs. L. Wenno

1


98

SMAN 3 Sorong

Kota Sorong

Drs. L. Aritonang

1


33. SULAWESI BARAT (2)

2


2


99

SMAN 1 Pasang Kayu

Kab. Mamuju Utara

Abidin, S.Pd

1


100

SMAN 1 Polewali

Kab. Polewali Mandar

Drs. Azis, M.Pd

1


Lampiran 2. Contoh format jadwal kegiatan supervisi dan evaluasirintisan PBKL

JADWAL SUPERVISI DAN EVALUASIRINTISAN PBKL DI SMA

SMA .......................................

TAHUN 2008

No.

Kegiatan

Hari, Tanggal

Jam

1.

Temu awal



2.

TOT Petugas Daerah



3.

Pengumpulan data dan informasi, dan pelayanan klinis

a. Instrumen pelaksanaan program rintisan PBKL (03-PBKL-2008)

b. Instrumen profil rintisan PBKL (04- PBKL-2008)



4.

Penyusunan butir-butir hasil supervisi



5.

Pengisian instrumen

a. Instrumen pelaksanaan program rintisan PBKL (03-PBKL-2008)

b. Instrumen profil rintisan PBKL (04- PBKL-2008)



6.

Temu akhir



Catatan: Kegiatan dapat dikembangkan lebih lanjut oleh petugas